TERNATE, KAIDAH MALUT – Rektor Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU), Saiful Deni, menegaskan para dosen ketika bekerja di UMMU, harus berkomitmen dan mengabdi demi kemajuan kampus. Hanya saja, cara-cara 11 dosen yang ikut tes CPNS itu kurang etis.
“Seharusnya, jika ada tes CPNS minimal datang ke saya untuk menyampaikan maksud mereka, jangan secara diam-diam tes CPNS dan akhirnya saya mengetahui dari orang lain. Itu kurang etis,” sesal Rektor UMMU.
Walau begitu, katanya, pemecatan terhadap 11 orang dosen yang ikut tes CPNS itu masih dalam tahapan kajian, yang dilakukan oleh Badan Pengurus Harian (BPH) UMMU.
“Jika lulus mereka senang tapi tidak lulus balik ulang ke UMMU. Artinya mereka akan mengulangi tes CPNS tahun depan sampai mereka lulus. Ini kan tidak konsisten. Seakan akan UMMU hanya tempat persinggahan. Jadi kita tunggu saja bagaimana hasil kajian BPH,” kesalnya.
Mengenai gaji 11 dosen yang ditahan, Rektor mengatakan, masih menunggu klarifikasi para dosen tersebut. Bahkan, sanksi ringan harus diberikan di tingkat fakultas. Sebagai rektor, baru sampai pada tahapan pengkajian draf.
“Saya tunggu klarifikasi mereka mengenai gaji itu. Dan saya tegaskan lagi, rektor tidak berhak pecat pegawai atau dosen, karena kewenangan itu ada di BPH,” tandasnya.*