Jumat, 23 Mei 2025

Komunitas Republik Basedu Ternate Makamkan Jenazah Tanpa Identitas

Komunitas Republik Basedu bersama Kapolsek Ternate Selatan saat mengambil jenazah tanpa identitas di RSUD Chasan Boesorie Ternate | Foto : KRB/Malut Kaidah

TERNATE, KAIDAH MALUT – Setelah tiga hari disemayamkan di RSUD Chasan Boesorie Ternate, jenazah seorang pria yang ditemukan terapung di antara perairan laut Tidore dan Ternate pada Kamis, 16 September 2021 kemarin, akhirnya diambil alih oleh Komunitas Republik Basedu untuk dimakamkan.

Ketua Komunitas Republik Basedu Ternate, Rustam Hamzah, kepada malut.kaidah.id, mengatakan alasan kemanusian membuat mereka mengambil alih pemakaman jenazah tersebut.

Rustam mengaku, ini sudah kali kedua komunitas ini melakukan hal serupa, dengan memakamkan jenazah tanpa identitas seperti ini.

“Di 2017 silam, kami juga pernah memakamkan jenazah yang ditemukan di Bastiong juga, dan itu agak lama hampir dua bulan di rumah sakit. Tentu setelah melalui prosedur dari Kepolisian dan rumah sakit,” jelas Rustam, Sabtu, 18 September 2021.

Ia bilang, sebelum memutuskan untuk mengambil alih jenazah tersebut, pihak komunitas sudah berkoordinasi dengan Polres Ternate, Polsek Ternate Selatan, RSUD Chasan Boesorie, Imam Masjid dan MUI Kota Ternate.

“Saat ini kami sudah menyiapkan lahan pekuburannya, dan setelah jenazah diserahkan kami akan langsung kebumikan di Pekuburan Islam Ternate,” kata Rustam.

Mengenai identitas jenazah yang belum diketahui, ia menuturkan hingga saat ini pihak Kepolisian masih terus mencari tahu, dan melakukan pengembangan imformasi. Sebab, memasuki hari ketiga pasca ditemukan, belum ada juga pihak keluarga, sanak saudara atau pun kerabat yang melaporkan adanya orang hilang.

“Ini inisiatif kami, dan ketika berkoordinasi dengan semua pihak, akhirnya kita dibolehkan, karena jenazah sendiri pun sama sekali tidak ada identitas yang bisa dijadikan petunjuk, handphonenya juga sudah rusak, chip sim cardnya juga sudah rusak, sehingga kita ambil keputusan untuk kebumikan saja dulu,” tuturnya.

Di sisi lain, pihak-pihak terkait pun tidak mengetahui agama jenazah sehingga setelah berkoordinasi dengan MUI dan Imam masjid, akhirnya diputuskan untuk tawakkal saja dan dimakamkan.

“Kondisi jenazah juga sudah rusak, dan kita tidak tahu agamanya apa, makanya kita tawakkal saja. Tidak ada shalat jenazah, tidak dikafankan, hanya kita panggil Imam masjid untuk bacakan doa. Jadi jenazah nanti dikebumikan pakai kantong mayat lalu diisi dalam peti. Kemudian dikuburkan,” pungkasnya.

Kapolsek Ternate Selatan, Ipda Suherman kepada malut.kaidah.id, mengaku, sudah berupaya menyelidikinya, dan pasca temuan mayat pun, hingga saat ini belum ada laporan masyarakat mengenai orang hilang

Setelah itu, ada komunitas yang menghubungi Kapolres Ternate dan memohon untuk melakukan pemakaman jenazah tersebut.

“Kemarin Pak Rustam yang juga komunitas Republik Basedu hubungi Kapolres meminta untuk kebumikan jenazahnya,” kata Suherman.

Ia bilang, pihak Kepolisian tak berkeberatan dan tidak mempermasalahkan terkait pemakaman, tetapi semua barang yang ditemukan pada jenazah tersebut, untuk dititipkan di Polres Ternate sebagai barang bukti.

“Kita amankan barang bukti itu, jika sewaktu-waktu kalau ada masyarakat yang datang melapor, kami bisa perlihatkan barang bukti tersebut,” ujarnya.

Saat ini kata dia, pihak RSUD Chasan Boesorie sudah menyerahkan jenazah kepada pihak kepolisian, dan selanjutnya diserahkan kepada Komunitas Republik Basedu untuk dikebumikan.

“Kami sudah di rumah sakit dan setelah dari sini, kami bersama Komunitas Republik Basedu menuju kubur Islam untuk pemakaman,” tandasnya.*