TERNATE, KAIDAH MALUT – Ratusan pendemo gabungan OKP Cipayung Kota Ternate menggelar aksi di depan Kantor Wali Kota, Kamis 26 Oktober. masing-masing. Aksi tersebut, dalam rangka merefleksi dua tahun lebih kepemimpinan Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman.
Amatan media ini, massa aksi turun ke jalan dengan atribut organisasi masing-masing. Massa dan Satpol PP terlibat saling dorong hingga terjadi adu jotos.
Anehnya lagi, dalama aksi tersebut, sejumlah pria bertubuh besar masuk ke tengah-tengah massa aksi dan melakukan pengancaman sekaligus pemukulan terhadap massa aksi.
Pria-pria itu diduga preman bayaran Pemkot Ternate, yang didatangkan secara khusus untuk menghadang massa aksi.
Beberapa orator dalam orasinya menegaskan, Pemkot Ternate layak diberikan rapor merah karena gagal membenahi infrastruktur di Pulau Moti, Batang Dua dan Pulau Hiri. Pemkot juga dianggap tidak bisa menangani masalah sampah. Massa aksi menyesalkan sikap Pemkot yang menyalahkan masyarakat soal masalah sampah. Bukan hanya itu, masalah air bersih juga sulit diatasi.
“Bahkan di Batang Dua itu jaringan internet sangat susah. Sebenarnya Wali Kota ini bikin apa selama dua tahun lebih ini,” teriak Arba Sahlan, aktivis GMNI.
Pemkot didesak untuk membangun tiga pulau terluar, dengan merujuk pada Perda Nomor 4 Tahun 2021 tentang RPJMD Kota Ternate tahun 2021-2026, mengangkat persoalan optimalisasi kebijakan RPJMD Kota Ternate untuk mewujudkan Ternate sebagai kota yang mandiri dan berkeadilan.
“Bahkan sampai saat ini warga pulau Moti masih mengeluh akan jalan lingkar yang sampai saat ini tak ada kejelasan dan warga Batang Dua yang menjadi korban janji Wali Kota Ternate dalam hal pembangunan pelayanan jaringan internet dan lain sebagainya. Hingga sekarang semua program yang akan dilakukan di tiga pulau terluar sebagian tidak ada yang terealisasi,” beber orator lainnya.
Hingga berita ini diturunkan, massa gabungan Cipayung Kota Ternate masih berorasi di depan Kantor Wali Kota. (*)