TERNATE, KAIDAH MALUT – Aksi para siswa-siswi SMA Negeri 5 Ternate yang menolak kehadiran kepala sekolah baru, menyedot perhatian dari berbagai pihak. Aksi dilakukan selama 3 hari, sehingga menggangu aktivitas belajar mengajar.

Sekretaris Komite SMA Negeri 5 Kota Ternate Sutopo Abdullah, meminta, agar Dinas Pendidikan dan Pengajaran Provinsi Maluku Utara, maupun Kantor Cabang Dinas (KCD) di Ternate segera mengusut oknum guru, yang menjadi dalang aksi penolakan kepala sekolah baru.

Para siswa menolak kepsek yang sekarang yakni Sofina Banyal, yang digantikan dengan kepsek sebelumnya yaitu Difa Fara.

Menurut Sutopo, aksi penolakan yang melibatkan siswa ini terindikasikan didalangi oleh oknum guru. Padahal, imbas dari aksi tersebut membuat siswa tidak dapat mengikuti proses belajar mengajar di kelas.

“Aksi yang dilakukan siswa ini diindikasi digerakkan oknum-oknum guru tertentu di SMA Negeri 5 Ternate. Kami meminta kepada Dikjar dan KCD di Ternate untuk mengidentifikasi dan mencari tahu,” ujar Sutopo, Senin 23 Oktober 2023.

Jika benar ada indikasi keterlibatan oknum guru, maka yang bersangkutan sebagai dalang aksi harus diberikan sanksi tegas, agar masalah semacam ini tidak terulang kembali.

Menurut Sutopo yang juga Kadispora Ternate itu, Dinas Pendidikan yang mempunyai kewenangan pergantian pimpinan di sekolah, dan bukan dewan guru ataupun siswa.

“Olehnya itu komite meminta kepada Dikjar dan KCD untuk investigasi, supaya jangan terulang lagi di masa-masa depan, hanya gara-gara kepala sekolah siswa demo dan lain sebagainya,” tegas dia.

Komite sekolah juga meminta kepada dewan guru maupun kepala sekolah yang baru saja dilantik, untuk melaksanakan tugas mengajarnya seperti biasa.

“Proses belajar mengajar di sekolah harus berjalan normal, belajar kembali sehingga anak-anak kita bisa mendapatkan ilmu pengetahuan,” tandasnya. (*)