Senin, 25 November 2024
SOFIFI  

SPBE Tahun 2022, Diskominfosan Malut Raih Indeks Memuaskan

Kadiskominfosan Malut, Iksan R. Arsad (Istimewa/Kaidahmalut)

SOFIFI, KAIDAH MALUT – Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian Provinsi Maluku Utara sukses meraih indeks cukup matang atau memuaskan, pada penerapan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) tahun 2022.

Pencapaian tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Tanggal 31 Januari 2023, Nomor 108 tahun 2023, tentang Hasil Pemantauan dan Evaluasi SPBE Pada Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah Tahun 2022.

Dengan meraih angka indeks sebesar 2,47, itu berarti menempatkan Maluku Utara berada lebih unggul di atas tiga Provinsi di wilayah Indonesia Timur, yakni Provinsi Maluku, Papua, dan Papua Barat.

Untuk kategori Pemerintah Daerah Provinsi, nilai tertinggi sebesar 3,67 sangat baik masih diraih oleh Provinsi DKI Jakarta.

“Nilai implementasi SPBE 2,47 kalau disandingkan dengan Provinsi Maluku dan Papua, kita lebih tinggi, kalau dengan Sulawesi yaitu Gorontalo kita urutan kedua,” ujar Kepala Diskominfosan Malut Iksan Arsad, Rabu, 12 April 2023 lalu.

Iksan mengklaim, kemajuan Maluku Utara dalam SPBE ini merupakan keberhasilan yang signifikan.

Pasalnya, Maluku Utara telah menyalib posisi Sulawesi Selatan yang berada pada indeks 2,35.

Padahal, Sulsel lebih dulu mengimplementasikan SPBE dibanding Pemprov Malut.

“Bahkan kita belajar ke Pemprov Sulsel, tapi pada evaluasi kematangan, justru mereka berada di bawah kita
Hal ini bisa saja terjadi karena kita mengacu pada master plan, walaupun mereka juga memiliki, akan tetapi ada beberapa yang mereka belum punya,” katanya.

Ia bilang, penilaian dilakukan untuk mengukur tingkat kematangan dalam penerapan SPBE pada Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah (IPPD), dengan indikator yang menjadi area penilaian adalah kebijakan internal SPBE, tata kelola SPBE, manajemen SPBE, dan layanan SPBE.

Menurutnya, dari sisi integrasi aplikasi, Provinsi Maluku Utara akan naik.

Hal inii disebabkan, karena masyarakat sudah dapat berinteraksi langsung dengan sistem layanan publik pemerintah.

Meski begitu, Iksan mengaku masih terkesan parsial, sebab terdapat beberapa kendala yang dihadapi di lapangan, misalnya masalah jaringan.

Namun, sistemnya sudah terintegrasi dengan baik. Ia mencontohkan pada pelayanan pajak online, perijinan, layanan kesehatan, perpustakaan, dan masih banyak lagi.

“Sementara ini tim lagi memperbaiki, karena ada komponen-komponen yang dibangun sudah cukup lama,” jelasnya.

Terdapat Arsitektur SPBE lanjut Iksan, saat tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti bimbingan teknis Arsitektur SPBE, yang diselenggarakan Kemenpan-RB mendatang.

“Saya berterima kasih kepada semua pihak terkait, termasuk kepada Tim tenaga ahli dari Fakultas Teknik dan Informatika Universitas Khairun Ternate dan tim tenaga ahli Jaringan Fakultas Teknik Prodi Teknik Informatika, Universitas Muhammadiyah Maluku Utara atas kerjasamanya berperan dalam pendampingan, dan telah banyak menyumbangkan masukan, selama proses penilaian dan evaluasi yang dilakukan Kemenpan-RB,” tandasnya. (*)