SOFIFI, KAIDAH MALUT – Di balik kemeriahan pembukaan Seleksi Tilawatil Quran dan Hadits (STQH) XXVI Tingkat Nasional di Sofifi, Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara (Malut), Sabu, 16 Oktober 2021, ternyata banyak keluhan masyarakat di provinsi itu. Keluhan itu mulai dari proses berjalanannya acara, hingga jaringan internet yang tidak bisa diakses.
Pantauan malut.kaidah.id, di lokasi acara, banyak pengunjung yang penyampaikan keluhan dan kekecewaan mereka.
Salah seorang pengunjung asal Kota Tidore Kepulauan, Ny. Ati, mengaku kecewa dengan pihak panitia yang mengemas acara itu terkesan biasa-biasa saja.
“STQ Nasional kong rasa macam tingkat kecamatan kah (STQ Nasional kok rasanya seperti acara tingkat kecamatan),” keluh Ny. Ati.
Kekecewaan juga datang dari pengunjung lainnya.
“Ihhh depe panggung pe biasa e, ampooong. Baru dong tara ada doi kah kong pake MC bagitu?
So bagitu, depe pembawa acara pe tara bagus, suara nae turun, tong dengar me tara gairah (Ih panggungnya biasa-biasa saja, ampuuuun. Sudah begitu, kayak tidak ada anggaran saja, karena pakai MC kayak begitu. Sudah begitu, pembawa acara ittu tidak bagus, suaranya naik turun, kita yang dengar pun tidak bergairah),” beber Atika pengunjung asal Kaiyasa.
Tak hanya itu, bahkan ada juga pengunjung asal Kota Ternate, Ny. Salma yang menyebutkan penerapan protokol kesehatan di area kegiatan tak begitu ketat. Pasalnya, ia dan beberapa temannya yang masuk ke lokasi acara, sama sekali tidak ditanyakan hasil PCR dan kartu vaksin. Padahal, kata Salma, ia bersama enam orang temannya datang dari Ternate sudah melakukan swab PCR, sesuai syarat wajib masuk lokasi kegiatan STQ.
“Tong so ba swab baru kamari me bebas-bebas saja tu, manyasal e idong so cucu baru (Kita sudah swab, datang ke sini ternyata bebas-bebas saja, menyesal hidung sudah ditusuk-tusuk),” kesalnya.
Bahkan, dalam proses berjalannya kegiatan pembukaan, mereka memperhatikan dengan detail tahapan acara.
“Bakiapa kong ada drum di latar belakang qari’ah itu, itu sapa yang ator e (kenapa ada drum di latar belakang qari’ah, siapa yang mengatur itu),” cetus mereka.
“Baru dong itu pake sound dari mana e, dengar pe tara asek, STQ nasional kong rasa macam tingkat kecamatan kah (Sudah begitu, mereka pakai sound dari mana, tidak enak didengar, STQ Nasional tapi kayak tingkat kecamatan kah,” tambah para pengunjung. *