Senin, 25 November 2024
SOFIFI  

Busana Duta STQH Nasional Viral, Panitia Secara Resmi Meminta Maaf kepada Warga Malut

Konfrensi pers di Media Center STQ Nasional, Sofifi, terkait busana Duta STQ yang viral | Foto : Hana/Malut Kaidah

SOFIFI, KAIDAH MALUT – Ketua Bidang Publikasi dan IT Panitia Daerah STQH XXVI Tingkat Nasional di Sofifi, Provinsi Maluku Utara (Malut), Rahwan K Suamba, meminta maaf kepada masyarakat Malut atas penampilan 20 putri Malut sebagai Duta STQH Nasional yang viral di media sosial.

“Panitia daerah memohon maaf jika dalam persiapan kepanitiaan, terdapat hal yang tidak sempurna. Kami akan memerhatikan semua kritik dan saran atas kekurangan yang terjadi selama penyelenggaraan STQH Nasional di Sofifi,” ucap Rahwan dalam konfrensi pers di Gedung Media Center STQH Nasional di Sofifi, Jumat, 15 Oktober 2021.

Ia menjelaskan, penampilan putri-putri Malut sebagai Duta STQH Nasional itu, dalam rangka persiapan penjemputan dan pelayanan para kafilah dan tamu undangan, karena Pemerintah Provinsi (Pemprov) Malut, telah mempersiapkan panitia daerah sesuai bidang masing-masing untuk memberikan pelayanan terbaik kepada setiap tamu yang datang dan selama berada di Sofifi.

Rahwan membenarkan, penampilan tersebut, disiapkan oleh LO dari bidang terkait untuk melakukan penjemputan para tamu undangan.

“Mereka adalah putri-putri pilihan dan berprestasi yang bersedia dengan ikhlas dan sukarela, untuk menjadi bagian dalam kegiatan ini. Kemudian, yang disoroti oleh warganet adalah busana yang dianggap tidak elegan dengan momentum keagamaan,” ujarnya.

Ia mengaku, foto para duta dengan busana yang dikenakan saat berpose seperti itu viral di media sosial, adalah busana gladi yang sesungguhnya terlihat biasa saja, jika ditanggapi secara positif. Busana itu tidak menunjukan lekuk tubuh para duta seperti dalam pikiran warganet.

Putri Malut yang menjadi Duta STQ Nasional

Ia bilang, pada saat pembukaan kegiatan pada Sabtu, 16 Oktober 2021 malam, busana para Duta STQH Nasional ini telah disiapkan oleh tim LO dan akan tampil dengan busana muslimah yang sesuai dengan ajaran agama.

“Karena itu, saya meminta kepada semua warganet, khususnya dari Maluku Utara untuk tidak lagi menjustifikasi atau menghujat anak-anak kita dengan kata-kata yang tidak etis sehingga berdampak secara psikologis,” harapnya.

Dia mengatakan, sebagai panitia daerah telah menegur dengan keras bidang LO, agar tidak terulang lagi kesalahan yang sama. Meski begitu, panitia tetap menerima masukan dan kritikan, demi suksesnya STQH XXVI Tingkat Nasional di Bumi Moloku Kie Raha ini.

“Harapan kami, masyarakat Maluku Utara khususnya teman-teman pers daerah, agar dapat membantu menyampaikan klarifikasi kami ke publik. Saya percaya kita dapat menujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa kita bisa menjadi tuan rumah dalam event-event nasional ke depan, dengan tetap menjaga nama baik daerah,” tutup Rahwan. *