TERNATE, KAIDAH MALUT – Musyawarah daerah (Musda) DPD Partai Demokrat Provinsi Maluku Utara rencananya dilaksanakan Desember ini.
Meski belum mengetahui pasti waktu pelaksanaan Musda itu, namun dalam tubuh Partai bergambar bintang bersinar tiga arah ini mulai picah kongsi.
Aroma pecah kubu terasa ketika, Senin, 6 Desember 2021 kubu Jasman Naser yang mengaku sebagai Wakil Ketua III menggelar konferensi pers, dengan menyatakan Demokrat Maluku Utara tidak menginginkan pengalaman pahit, kembali terulang pada momentum pemilihan Ketua tahun ini.
Sementara itu, Marwan Hamzah yang juga mengaku sebagai Wakil Ketua III DPD Partai Demokrat Provinsi Maluku Utara yang SK-nya sudah direvisi kepada malut.kaidah.id menyatakan, dirinya siap mendukung siapa saja yang akan maju dalam Musda ini. Menurutnya, tanggungjawab mencerdaskan bangsa dalam berpolitik sangat penting.
Ia bilang, jangan membingungkan publik dengan perdebatan-perdebatan. Sebab, ada mekanismenya yang mungkin bukan untuk menjadi konsumsi publik.
“Seperti ada kriteria, ada mekanisme, ada tata tertib, itu tetap ada dalam Partai politik. Kriteria yang ada di Demokrat, ketika kandidat itu didukung oleh dua DPC dan memenuhi 20 persen, maka itu diusulkan ke DPP, kemudian masih ada mekanisme lagi bahwa ada tata tertib, dan persyaratan lainnya,” jelas Marwan, Selasa, 7 Desember 2021 di salah satu resto di Ternate.
Sekretaris DPC Partai Demokrat Halmahera Selatan, Saldi Sanggamau berharap, momentum Musda adalah momentum untuk memilih pemimpin tingkat Maluku Utara kedepannya yang lebih progresif dan ideal.
“Saat ini sudah tidak ada lagi momen untuk saling fitnah atau menjelekan satu sama lainnya,” ungkapnya.
Menurut Saldi, jika dalam kepengurusan di DPC masing-masing ada yang dijagokan untuk jadi pemimpin, maka itu sah-sah saja.
“Mari kita bertarung sesuai asas, sesuai dengan apa yang selalu disampaikan Pak SBY, bahwa kita bertarung secara santun,” ujarnya.
Bahkan, ia juga menyebutkan nama Rahmi Husen sebagai kader terbaik Demokrat dan sangat layak untuk memimpin Partai Demokrat.
“Rahmi Husen itu bukan kader gagal, saya berani pertanggungjawabkan apa yang saya katakan, karena saya termasuk salah satu saksi sejarah yang juga menemani Rahmi Husen selama dia memimpin Demokrat,” pungkasnya.*