Pagi itu, Selasa, 20 Juni 2021, matahari di Palu belum juga terbit. Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Alkhairaat, Habib Ali bin Muhammad bin Idrus bin Salim Aljufri berangkat menuju Bandara SIS Aljufri Palu. Habib Ali berangkat dari markas Majelis Ta’lim Asybaalul khairaat, ditemani Wakil Ketua Yayasan Alkhairaat, Sofyan Bachmid, Habib Alwy Aljufri dan Wakil Sekjen PB Alkhairaat, Ustadz Syaifullah Tompo.
Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni Alkhairaat (IKAAL), Abdul Haris Abdullah dan Wakil Sekjen IKAAL, Syaifuddin juga menuju bandara yang sama. Pagi-pagi sekali, mereka sudah di bandara. Sedangkan saya yang memang tinggal tak jauh dari bandara, lebih terakhir tiba di bandara. Akhirnya, saya harus bekerjaran dengan waktu. Meski sedikit terlambat, tetapi akhirnya dapat bergabung dengan rombongan Habib Ali di ruang tunggu bandara.
Penumpang sudah naik ke pesawat. Saya, Sekjen IKAAL dan Wasekjen IKAAL paling belakang naik ke pesawat. Habib Ali, Sofyan Bachmid, Habib Alwy dan Ustadz Syaifullah Tompo sudah duduk di kursi masing-masing. Mereka berempat duduk paling depan. Sedangkan kami bertiga di kursi paling belakang.
Pagi itu, tujuan akhir kami di Bandara Baabullah, Ternate, Provinsi Maluku Utara. Tak ada penerbangan langsung ke Ternate. Kami harus transit di Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar. Pesawat Lion Air yang kami tumpangi dari Palu, terbang menuju Makassar. 50 menit penerbangan, kami tiba di Negeri Anging Mamiri itu.
Tak perlu berlama-lama transit di Bandara Sultan Hasanuddin, karena hanya pindah pesawat, dari Lion Air ke Batik Air. Habib Ali, Sofyan Bachmid dan Habib Alwy sudah lebih dulu sampai dan langsung naik ke pesawat Batik Air. Terdengar dari pengumuman, petugas memanggil nama kami berempat, Saya, Syaifullah Tompo, Abdul Haris dan Syaifuddin, karena penerbangan ke Ternate sudah boarding.
Syaifullah Tompo salah pintu, sedangkan saya, Abdul Haris dan Syaifuddin selain lebih lambat jalan, juga karena salah pintu. Akhirnya, saya memilih berlari, agar memberitahukan petugas, masih ada dua teman saya di belakang sehingga petugas tak terus-terus memanggil nama kami.
Habib Ali, Sofyan Bachmid dan Habib Alwy sudah di pesawat. Sudah duduk di kursi bisnis. Tetapi Syaifullah Tompo belum ada. Saya berjalan di koridor pesawat menuju kursi di belakang. Menyusul Abdul Haris dan Syaifuddin. Tak berapa lama, Syaifullah Tompo menyusul. Kursinya sama, di kelas bisnis.
Tak sampai 15 menit kami duduk, pesawat mulai bergerak menuju runway dan take off. Flight Attendant mengumumkan, penerbangan ke Ternate satu jam dan tiga puluh menit. Baru beberapa saat terbang, flight attendant kembali mengumumkan agar tidak melepas sabuk pengaman. Ada apa? Ikuti catatan selanjutnya di tulisan ke tiga. *