HALBAR, KAIDAH MALUT – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerjunkan tim guna mendukung percepatan penanganan darurat bencana, yang ditimbulkan atas dampak erupsi Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara.
Tim yang dipimpin Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB (Deputi 5) Lilik Kurniawan ini, tiba di Kabupaten Halmahera Barat pada hari ini, Jumat, 17 Mei 2024.
Kehadiran Deputi 5 BNPB di Halmahera Barat ini, merupakan bentuk respon cepat pemerintah pusat dalam mendukung pemerintah daerah, setelah sehari sebelumnya status Gunung api Ibu dinaikkan menjadi level IV atau ‘Awas’ oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Di Halbar, Deputi 5 BNPB langsung menggelar rapat koordinasi bersama Bupati Halmahera Barat James Uang, Sekda M Syahril Abd Radjak, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku Utara, Fehby Alting, Kepala Pelaksana BPBD Halmahera Barat, Wawan Gunawan, Dandim 1501, Kapolres Halmahera Barat dan jajaran forkopimda lainnya.
Dalam rapat tersebut, Lilik mengatakan bahwa BNPB akan turut mendampingi pembentukan posko tanggap darurat. Hasil keputusan dalam rapat itu, tongkat komando penanganan darurat ini dipercayakan kepada Dandim 1501, Kolonel Arm. Adietya Yuni Nurtono.
Dengan keputusan ini, maka seluruh unsur forkopimda diharapkan dapat segera bersinergi, dalam satu pintu komando untuk segala upaya penanganan bencana.
“BNPB juga akan melakukan pendampingan kepada pemda Halmahera Barat, untuk percepatan penanganan darurat. Tadi sudah diputuskan, yang akan memimpin nanti pak Dandim,” jelas Lilik.
Deputi 5 BNPB kemudian menyerahkan dukungan secara simbolis berupa Dana Siap Pakai (DSP) senilai Rp250 juta dan bantuan logistik dan peralatan seperti tenda pengungsi 10 unit, tenda keluarga 100 unit, sembako 500 paket, makanan siap saji 500 paket, hygine kit 500 paket, matras 500 lembar, selimut 500 lembar, kasur lipat 500 lembar, genset 5 unit, light tower 5 unit, lampu solar panel 5 unit, masker kesehatan 1000 dus, toilet portable 10 paket, tandon air 10 unit.
Seluruh dukungan logistik dan peralatan itu, nantinya akan disimpan sementara di gudang milik Palang Merah Indonesia (PMI).
“Sementara untuk gudang logistik nanti kita pinjam sementara ke PMI,” tegas Lilik. (*)