JAKARTA, KAIDAH MALUT – Kehadiran skuad Malut United FC membawa angin segar bagi dunia sepak bola di Maluku Utara. Klub pendatang baru di Indonesia Timur itu, mendapat dukungan penuh dari warga Maluku dan Maluku Utara.
Dukungan itu pula, tak terkecuali datang dari jajaran jenderal dan purnawirawan jenderal TNI-Polri.
Ada sebanyak 5 tokoh militer dan 1 tokoh sipil didaulat menjadi penasehat klub Liga 2 Indonesia, yang baru saja diluncurkan ini.
Mereka adalah mantan Pangkogabwilhan III yang saat ini menjabat Deputi BNPP Kemendagri Letjen TNI (Purn) Jeffry Apoly Rahawarin, mantan Kapolda Nusa Tenggara Timur Irjen Pol (Purn) Raja Erizman, mantan Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI (Purn) Marga Taufiq, Kaskostrad Mayjen TNI M Saleh Mustafa, Pati Polda Jawa Timur Brigjen Pol Amostian, serta tokoh masyarakat Abdul Manaf Kaliki.
Jeffry Rahawarin dalam launching klub di Jakarta, Jumat, 01 September 2023 mengaku setuju menjadi penasehat setelah mendengarkan visi dan misi pemilik klub. Di mana owner Malut United dinilai memiliki visi dan misi luar biasa, untuk persepakbolaan di Indonesia timur.
“Pada waktu lalu Papua bersama Persipura menjadi barometer, ke depan Malut United akan menjadi barometer sepak bola di Indonesia timur,” ujarnya.
Kehadiran para penasehat ini tak lain ingin bahu membahu memajukan sepak bola Indonesia timur, sesuai keinginan pemilik klub.
Jeffry bilang, Presiden pertama RI Soekarno pernah berkata masa depan Indonesia ada di Indonesia timur.
“Sejalan dengan pemikiran itu maka owner kita menginginkan Maluku Utara United menjadi barometer sepak bola di Indonesia timur,” pungkasnya.
Sementara Marga Taufiq menyatakan, dirinya adalah seorang yang fanatik sepak bola bahkan sebelum ditunjuk sebagai penasehat klub. Ketika masih aktif berdinas, ia pernah menjadi Wakil Manajer PS Kostrad.
“Juara Angkatan Darat, dan kami TC di Sawangan. Kemudian saat saya Komandan Kodim di Palopo, saya Manajer Gaspa dan waktu itu lawan berat kami adalah Persiter. Ketika diajak owner bergabung, saya jadi ingat kalau menjadi manajer itu tidak gampang,” tuturnya.
Sepak bola, kata Marga, adalah rohnya orang Indonesia. Ia juga melihat Malut sebagai bagian dari kampungnya sendiri.
“Itulah sebabnya saya terlibat (sebagai penasehat) Malut United,” tandasnya. (*)