TERNATE, KAIDAH MALUT – Malut United, tim sepakbola asal Maluku Utara yang menjadi pendatang baru di kasta tertinggi persepakbolaan Indonesia.
Beranjak dari Liga 2 musim 2023/2024, Ilham Udin Armaiyn dkk, berjuang keras penuh kegigihan bersama meraih tiket kemenangan promosi Liga 1. Ya, benar. Pasukan Laskar Kie Raha ini naik satu level dan akan beradu skill dengan tim-tim raksasa di Indonesia.
Capaian ini pula, bukan hal yang mudah bagi Malut United, sebab sebagai pendatang baru banyak yang harus disesuikan oleh pemain dan pelatih ketika turun lapangan.
Dengan komposisi pemain putra daerah, pemain asing dan beberapa pemain Liga 1, menjadikan skuad ini bak setan merah yang mampu menghantui lawan-lawan di rumput hijau.
Kepala pelatih, Yeyen Tumena dalam konferensi pers Kamis, 14 Maret 2024 di Rumah Kopi Ternate menyatakan, Malut United dibentuk mulai dari nol. Sejak awal muncul di publik, tim ini banyak mendapat sorotan dari berbagai pihak. Tanggapan positif dan negatif tak sedikit menghampiri skuad ini, Namun, YT sapaan akrab Yeyen bilang, ini adalah tantangan bagi Malut United untuk menunjukan keseriusannya.
“Ketidakpercayaan masyarakat bagi kami itu adalah tantangan, bagi kami leadership itu yakni bagaimana kita menuliskan nama kita di tempat yang layak untuk dikenang. Semangat itu yang selalu kami tanamkan, walaupun dalam perjalanan kami mendapat kritikan dan hujatan, tetapi hal-hal itu bagi kami di dunia kepelatihan itu hal biasa,” ungkap YT.
Meski begitu, mantan pemain timnas Indonesia era 90-an ini mengaku, tak mudah mengelolah Malut United yang banyak mengkoleksi pemain bintang.
“Tak gampang mengelolah pemain Liga 1, pemain bintang ya. Dan itu jadi catatan bagi pelatih, karena kalau sampai tidak bisa mengelolah pemain bintang berarti anda tidak layak menjadi pelatih,” pungkasnya.
Sementara Direktur Teknis Asghar Saleh yang juga hadir jumpa pers mengungkapkan alasan dibentuknya tim sepakbola Malut United. Menurutnya, poin penting yakni ingin menyatukan Maluku Utara dengan memberikan rasa bahagia kepada masyarakat, agar bisa kembali ke stadion, menonton pertandingan, dan menyatukan perbedaan di luar baik itu urusan politik, sosial, budaya dan lainnya sehingga berkumpul bersama dan tahu bahwa Maluku Utara punya Malut United FC.
“Alhamdulilah setelah satu tahun ini, semua yang ada di Malut United FC dan juga semua yang berkontribusi akhirnya bisa menikmati capaian target kami, yakni lolos ke Liga 1,” ujar Asghar.
Walau banyak yang menertawakan bahkan meremehkan kemampuan Malut United, namun semua itu seketika sirna saat skuad asuhan Coach Imran Nahumarury ini beradu di leg kedua menghabisi Persiraja, di Stadion Madya Senayan Jakarta beberapa hari lalu, dengan skor kemenanagan 3-2.
Salah satu pemain yang ikut hadir, yakni Ilham Udin Armaiyn menuturkan, bahwa sebagai putra daerah, tak henti-hentinya bersyukur karena dengan bagitu, sepakbola Maluku Utara tentu sudah tak bisa dipandang sebelah mata. Baginya, bergabung di Malut United adalah sebuah kesempatan emas untuk membanggakan tanah kelahirannya.
“Saya sebagai putra daerah bangga dan senang bergabung di Malut United. Apalagi dukungan dari masyarakat yang mengalir ke kami itu menjadi motivasi kami, untuk membuktikan bahwa kami mampu masuk ke Liga 1,” ungkap Ilham.
Senada, Frets Butuan, pemain asal Halmahera Barat itu pula tak bisa membendung rasa bahagianya, ketika bisa memposisikan Malut United di level tertinggi sepakbola Indonesia.
“Puji Tuhan, ini adalah anugerah bagi kami di tim, dan ini adalah hadiah terindah untuk Maluku Utara. Saya sendiri merasakan semangat masyarakat Maluku Utara, lihat saja saat kami tiba di Ternate, kami disambut begitu antusias. Dan ini benar terasa, saya sebagai putra daerah merasa bahagia dan bangga,” pungkas mantan pemain Persib Bandung itu. (*)