MOROTAI, MALUT KAIDAH – Ketua PKK Kabupaten Pulau Morotai, Sherly Tjonda, memastikan akan menanggulangi segala kebutuhan korban pemerkosaan di salah satu desa di kabupaten itu, yang telah hamil tujuh bulan.
“Yang terpenting sekarang, kita dampingi proses kelahirannya. Untuk selanjutnya nanti kita pikirkan dan diskusikan,” kata Ketua PKK, Sherly Tjonda.
Tetapi, katanya, ia telah meminta agar Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Anak mendata seluruh kebutuhan korban. PKK juga punya post anggaran untuk menangani kebutuhan korban.
“Kita harus pastikan seluruh kebutuhannya hingga melahirkan,” kata Sherly saat mengunjungi korban, Ahad, 29 Agustus 2021.
Setelah proses kelahiran selesai, kata Sherly, korban juga membutuhkan pedampingan psikologis secara berkala, agar mental korban lebih siap saat kembali ke kampung halamannya. Apalagi, korban ini masih di bawah umur sehingga membutuhkan pendampingan yang lebih intens.
“Kita juga harus pikirkan bagimana setelah melahirkan. Kalau korban tinggal saja di sini. Nanti saya bicarakan dengan bapak (Bupati), untuk menyiapkan rumah atau mencari alternatif untuk tinggal,” katanya.
Ketua PKK Sherly Tjonda mengatakan, rumah korban dan keluarganya di kampung halamannya juga sangat tidak layak huni, sehingga ia akan mengusahakan tempat tinggal dan mengurusi Kartu Sehat Morotai buat korban dan keluarganya.
Ketua PKK Sherly Tjonda mengatakan, saat ini korban masih trauma, sehingga hanya bisa diam meskipun diajak bicara.
“Saya sampaikan ke korban agar jangan takut, karena saya dan yang lainnya tetap melindunginya dan terus membantunya,” kata Sherly.
Ketua PKK berharap, korban juga nantinya bisa melanjutkan pendidikannya. Tidak hanya itu, ia korban harus didampingi agar lebih mandiri guna bisa menghidupi anak dan orang tuanya.
“Kita tetap membantunya. Tapi yang bersangkutan berhak menentukan masa depannya. Saya berharap dia sekolah lagi, atau ikut paket C, lalu diberi pelatihan kerja sesuai dengan bakatnya, agar kelak bisa mandiri untuk keluarga kecilnya,” pungkas Sherly. *