Selasa, 26 November 2024

Tembok GKR Ternate Ambruk, Wali Kota Dinilai Tidak Pro Rakyat

Iqbal Alhadar, mantan Kapten sepak bola tim Persiter (Ikbal/Kaidahmalut)


“Sejak peresmian di tahun 1975 seharusnya ada renovasi kan, dan itu sudah dilakukan oleh pemimpin sebelumnya. Sekarang giliran Pak Tauhid yang kerjakan renovasi Stadion Gelora Kie Raha. Sangat disayangkan ketika mendekati injury time Tauhid Soleman, kemudian tidak bisa berbuat apa-apa untuk GKR,” ungkap Ikbal.


Sebagai pecinta seoak bola dan masyarakat Kota Ternate, Ikbal justru kecewa dengan lemahnya kebijakan Tauhid Soleman. Bagi dia, Tauhid lebih memilih pembangunan lapak ketimbang mementingkan kepentingan banyak orang, yakni Gelora Kie Raha.


Selama ini ia mengaku tidak tahu apa saja yang dianggarkan oleh pemerintahan saat ini, sehingga setelah mengetahui perbaikan Gelora Kie Raha tak masuk daftar, maka tentu membuat dirinya merasa sangat kecewa. Ia mengungkapkan, di saat Tauhid mengikuti pemilihan pada Pilwako lalu, diriya merupakan salah satu tim yang berjuang bagi Tauhid-Jasri, dengan harapan, ke depan setelah terpilih, Tauhid sebagai penentu daerah, bisa mengokomodir kepentingan masyarakat. Apalag, sambung dia, 80 persen warga Ternate adalah pecinta sepak bola.


“Kalau tahu begini juga yah waktu itu kami tidak usah perjuangkan dia (Tauhid). Kami berjuang kan bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk seluruh pecinta sepak bola, yakni masyarakat Kota Ternate,” ungkapnya.


Ikbal membeberkan bahwa, Pemkot Ternate telah mensia-siakan rencana kerja sama dengan PT Malut Maju Sejahtera beberapa bulan lalu. Padahal, MoU tersebut merupakan peluang besar bagi pemkot untuk PAD. Namun sayangnya, itu diabaikan begitu saja.


“Coba kalau terima MoU dengan PT Malut Maju Sejahtera waktu itu, pastinya kondisi stadion sudah jadi lebih wow begitu. Waktu kontaknya itu kan hanya 10 tahun dipakai, berarti setelah 10 tahun, pemkot untung karena sudah direnovasi apalagi standar Liga. Selain itu, bisa juga disewakan, bisa memperdayakan UMKM di sekitar stadion juga. Yang penting jangan buat konser saja,” bebernya.


Ia membandingkan GRK dengan Stadion Gurabati di Tidore Kepulauan, meski hanya berbasis partisipasi masyarakat setempat dan bantuan Pemerintah Kota Tidore Kepulauan, namun stadion tersebut bisa tampil menarik dan kerap dijadikan lokasi turnamen.

Baca halaman selanjutnya…