Senin, 25 November 2024

Praktisi Hukum Tantang Wali Kota Ternate Evaluasi Kadis Perindag

Praktisi Hukum Hendra Kasim (Istimewa/Kaidahmalut)

TERNATE, KAIDAH MALUT – Pernyataan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kota Ternate Muchlis Djumadil, yang sempat viral di media sosial lantaran marah-marah ke pedagang manuai kritikan dari berbagai pihak.

Sebelumnya, video Muchlis dengan nada tinggi sedang memarahi para pedagang yang berjualan di belakang Jatiland Mall Ternate.

Dalam video berdurasi 15 detik itu, Muchlis menyebut nama salah satu daerah yakni Tobelo. Ia marah lantaran pedagang yang ada di lokasi tersebut tidak memiliki KTP Ternate.

Olehnya itu, sikap arogansi Muchlis pun mendapat sorotan dari Praktisi Hukum Hendra Kasim.

Menurut Hendra, Kadis Perindag terlihat rasis. Tindakan yang perlihatkan salah satu pejabat Pemkot Ternate itu tidak terpuji.

“Menurut kami ini perlakuan tidak terpuji. Ini masalah mendasar, terkait dengan pola pikir. Apalagi keluar dari pejabat teras Pemkot Ternate,” kata Hendra, Ahad, 28 Mei 2023.

Pengacara itu bilang, kota ini milik bersama, dikelola dengan keberagaman oleh dua Wali Kota sebelumnya, tanpa ada problematika serupa.

“Sebab itu, sudah sepatutnya Pak Wali Kota mengevaluasi pejabat dengan pikiran primitif seperti itu. Jangan malah terkesan melindungi pejabatnya,” ujar dia.

Hendra mengingatkan Kadis Perindag bahwa pengelola pasar itu tidak sekadar mengelola lapak.

Ada banyak manusia dan perputaran ekonomi yang signifikan di pasar. Ternate sebagai kota jasa dan menerima suplai dari luar Kota Ternate, sebab, Ternate sendiri terbilang kurang dalam penyediaan pasokan bahan pangan untuk kebutuhan masyarakat.

“Bayangkan jika Halmahera memutuskan pasokan bahan ke Ternate, dari mana Ternate memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Sementara Tobelo, Jailolo, dan Tidore adalah wilayah terdekat dengan Ternate,” terangnya.

“Ini ujian Pak Wali Kota, berani tidak evaluasi pejabat tersebut? Atau malah akan melindungi,” timpalnya.

Ia menegaskan, dari persoalan rasis ini, tentu bisa juga dialami keluarga dari Tobelo.

“Atau malah besok-besok sangat mungkin keluarga kita dari daerah lain mengalami hal yang sama,” tukasnya. (*)