Selasa, 26 November 2024

Miris! Siswa Madrasah Ibtidaiyah di Halmahera Barat Belajar di Rumah Warga

Kondisi sekolah Madrasah Ibtidaiyah di Halmahera Barat (iL/Kaidahmalut)

HALBAR, KAIDAH MALUT – Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Alkhairat di Desa Sidangoli Dehe, Kecamatan Jailolo Selatan, Halmahera Barat, Maluku Utara memerlukan perhatian dari pemda setempat.

Minimnya sarana prasarana akhirnya memaksakan para siswa, harus belajar di rumah warga setempat.

Kepala Sekolah Idwar Ishak mengatakan, siswanya harus menumpang ke rumah warga lantaran Madrasah Ibtidaiyah, tidak memiliki fasilitas gedung sekolah permanen.

Hal tersebut, dirasakan para siswa dari tahun ke tahun sejak 15 tahun lalu, hadirnya sekolah tersebut.

Sejak tahun 2009, pihak sekolah terpaksa harus mengalihkan siswa mereka, belajar di rumah milik warga berdindingkan papan.

“Sampai sekarang kami punya gedung masih sistem pinjam, sehingga kami harus gunakan 1 rumah warga ini. Kita gunakan dari 2018 rumah ini menjadi dua ruangan belajar,” kata Idwar, Rabu, 14 Juni 2023.

Tidak hanya gedung, rumah warga yang dijadikan tempat belajar pun, sama sekali tidak memiliki meja dan kursi. Sehingga, siswa harus belajar di lantai selama pelajaran berlangsung.

“Kondisi yang ada siswa yang belajar di rumah warga ini, belajar dengan sistem melantai. Ini sangat memprihatinkan bagi siswa, karena mereka belajar kurang nyaman,” ungkap Idwar.

Ia pun mengaku harus berupaya mengambil langkah agar siswa dan guru merasa nyaman saat proses belajar, dengan inisiatif membuat meja.

“Inisiatif para guru ini juga tidak semua kita buat, lantaran kita sesuaikan dengan siswa dan juga sesuaikan anggaran dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Meja juga tanpa kursi jadinya siswa melantai. Untuk kelas 1 dan 2, kita buatkan meja melantai saja dan sistem belajar melantai ini dari 2018 sampai sekarang,” terangnya.

Sekolah tersebut, hanya memiliki dua orang guru PNS ditambah lima tenaga bantu pengajar.

“Kaitan dengan guru memang tidak cukup sehingga sistem guru kelas, harus membawahi semua mata pelajaran yang 8 mata pelajaran umum, dan 5 mata pelajaran agama. Untuk guru di luar PNS kita biayai dengan dana BOS,” jelasnya.

“Harapan kami pemerintah bisa melihat dan membagun fasilitas sekolah kami, sesuai dengan standar pendidikan,” tandasnya. (*)