LABUHA, MALUT KAIDAH – Puluhan warga yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Peduli Migas Halmahera Selatan (Halsel), menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Bupati Halsel, Senin 23 Agustus 2021. Mereka mengecam PT Maluku Indah yang dianggap tidak merata mendistribusi minyak tanah kepada warga, bahkan menyalahi ketentuan harga semestinya.
“Di Pulau Obi, perushaan itu mengalokasikan 110 ton minyak tanah, tapi hanya dikelola oleh tiga pangkalan,” kata Koordinator Aliansi Pemuda Peduli Migas, Iksan Barmawi.
Ia menjelaskan, dari alokasi 110 ton itu, masing masing mendapatkan jumlah yang bervariasi, mulai dari 35 ton, 45 ton dan 25 ton minyak tanah.
“Dan ini hanya berlaku di kecamatan induk Pulau Obi,” jelasnya.
Ia menuturkan, untuk Kayoa dialokasikan sebanyak 30 ton dan hanya satu pangkalan yang mengelola. Sedangkan untuk Pulau Makian sekitar 10 ton dan itu juga hanya satu pangkalan.
“Sangat jelas tidak ada pemeretaan,” ujarnya.
Harga eceran minyak tanah di Pulau Obi dan sekitarnya saat dijual seharga Rp12 ribu per liter.
Sekretaris Kabupaten Halsel, Maslan Haslan, di hadapan pengunjuk rasa, mengatakan akan segera memanggil pihak PT Maluku Indah dan seluruh agen minyak tanah di Pulau Obi untuk mengklarifikasi masalah tersebut. *