Arti besar dari Foguguru adalah persatuan dan kesatuan. artinya “Ale rasa beta rasa”.
“Dengan makna bahwa apa yang dirasakan saudara kita dari Ambon, kita juga merasakan hal yang sama, ” ujarnya.
Tidak ada orang yang menginginkan perpecahan di bumi Foguguru yang sama-sama kita cintai, sehingga kita semua harus menjaga bumi dari pertumpahan darah.
“Saya berharap bumi Foguguru tidak terjadi lagi pertumpahan darah, karena itu merupakan oknum-oknum yang mencoba membenturkan kita,” harap Imam besar masjid raya Weda itu.
Sementara itu, Johan Lekatompessy perwakilan Pemuda Ambon menyampaikan, rasa terima kasih kepada tokoh masyarakat Halmahera Tengah yang menerima mereka di Weda.
“Kami di sini datang dari Maluku, untuk bekerja mencari rejeki untuk keluarga,” kata Johan.
“Kami di sini tidak ada perbedaan, kita semua sama-sama satu darah untuk Maluku dan Maluku Utara,” sambung dia.
Johan mengimbau kepada Pemuda Ambon selalu menjaga kerukunan dan keamanan di Weda.
“Kami akan terus menjalin silaturahmi dengan Pak Imam, bahkan sampai kami kembali ke Ambon,” ujar Johan.
“Terima kasih kepada Polri yang telah memfasilitasi kami, untuk bersilaturahmi dengan tokoh masyarakat di Weda,” ucap Johan.
Dalam kesempatan itu, Pengurus Maluku Satu Rasa (M1R) memberika cenderamata kepada tokoh masyarakat Halmahera Tengah.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut di antaranya, AKBP Kodrat Muh. Hartanto, Hi. Sahrin Hi. Habib, Johan Lekatompessy dan pengurus Maluku Satu Rasa (M1R) Halmahera Tengah, tokoh pemuda Bakir Usman. (*)