HALBAR, KAIDAH MALUT – Gabungan mahasiswa di Halmahera Barat, Maluku Utara, berunjuk rasa di depan RSUD Jailolo, Senin, 20 Februari 2023.
Pendemo mendesak agar Kepala Dinas Kesehatan Novelheins Sakalaty dan Direktur RSUD Jailolo dr. Novimaryana Drakel, segera dicopot dari jabatannya.
Pemangku jabatan ini dinilai tidak pernah adil dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Pelayanan RSUD Jailolo juga dianggap buruk. Bahkan menyebabkan seorang bayi meninggal dunia.
Amatan malut.kaidah.id spanduk bertuliskan “RSUD Pembunuh berdarah dingin, copot Direktur RSUD Jailolo”, dan ‘orang miskin dilarang sakit” dibentangkan oleh massa aksi yang terdiri dari HMI, LMND, GMNI, dan Jong Halmahera.
“Ini karenakan pelayanan RSUD Jailolo rusak dan buruk. Akibatnya seorang bayi meninggal dunia pada 15 Februari 2023, saat dilahirkan RSUD ini,” kata Koodinator Aksi, Julfikar Alwan.
Padahal pihak keluarga punya BPJS tapi justru tidak berfungsi. Olehnya itu, RSUD disebut pembunuh berdarah dingin karena sesuai dengan fakta di RSUD.
“Ketika obatnya keluar dan pihak RSUD bilang obat tersebut tidak ada lari ke apotik. Otomatis secara tidak langsung mereka suruh kita beli,Tapi apa fungsi dari BPJS,” kesal Julfikar.
Waktu kejadian pun, fasiltas berupa tabung oksigen saling lempar tanggung jawab. Pihak RSUD malah menyuruh ambil alat tersebut di Puskesmas yang ada wilayah Halbar.
“Yang kita tahu bahwa RSUD ini umum, otomatis punya Pemda, maka hal seperti ini tidak perlu kita pinjam ke Puskesmas,” cetusnya.
“Sehingga kita berkesimpulan, mereka ini melakukan pembunuhan berdarah dingin, karena dilakukan tidak secara langsung,” sambungnya. (*)