LOLOBATA – Seorang warga Tobelo Dalam, Antonius “Tayawi” Jumati, mengklaim telah menemukan lebah raksasa di kawasan Taman Nasional Aketajawe Lolobata (TNAL), Resort Tayawi, Kota Tidore Kepulauan, beberapa waktu lalu.
Menurut Antonius Jumati seperti dikutip kabarpulau.co.id, dirinya menemukan lebah raksasa itu saat ia masuk hutan mencari getah damar. Hanya sekira 1,5 kilometer dari perkampungan, Antonius melihat ada sarang lebah besar yang tergantung di pohon.
“Setelah saya liat sarangnya, saya tunggu lama untuk memastikan apakah lebah raksasa atau bukan. 30 menit kemudian, muncul seekor lebah. Kemudian muncul lagi pasangannya,” ceritanya.
Antonius mengaku, tertarik ketika melihat sarang lebah ini, karena sebelumnya ada petugas dari TNAL, Sukardi, juga menemukan lebah sejenis dalam kawasan hutan itu, dan mengabadikan dalam bentuk foto.
“Foto itulah yang menjadi dasar saya ketika menemukan sarang lebah tersebut,” ujar Antonius.
Antonius menuturkan, sarang lebah raksana berada tak jauh di atas pohon. Setrkah dilihat dari dekat, ternyata benda itu mirip dengan foto yang pernah ditunjukan Sukardi, salah satu staf teknis di resort Tayawi tersebut.
“Saya duduk diam, lalu memerhatikannya. Beberap saat kemudian, seekor lebah besar berwarna hitam keluar dari lubang. Saya kaget, karena mirip dengan foto yang pernah saya lihat,” kata dia.
Antonius bilang, dirinya kemudian mengambil smartphone dan mengabadikannya dalam jarak sekira dua meter dari sarang lebah raksasa itu.
Penemuan lebah raksasa di kawasan Taman Nasional Aketajawe Lolobata di Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara ini menjadi bukti, di dalam kawasan konservasi ini banyak menyimpan keanekaragaman hayati jenis flora dan fauna endemik Maluku Utara. Salah satunya spesies serangga yang paling langka dan banyak dicari peneliti di dunia ini.
Megachile Pluto atau lebah raksasa itu memiliki ciri morfologi, betina dengan panjang 3,8 centimeter, bentang sayap 6,35 centimeter, dan digolongkan dalam lebah terbesar di dunia.
Spesies itu ditemukan pertama kali oleh naturalis Inggris Alfred Russel Wallace pada 1859, kemudian dia berikan kepada kawannya seorang ahli serangga Frederick Smith.
Oleh Smith serangga itu dinyatakan spesies baru dan diberi nama Megachile Pluto pada 1860 dan di umumkan setahun kemudian. Setelah dideskripsi dan diberi nama, lebah yang juga disebut Wallace’s Giant Bee itu tidak pernah dijumpai lagi sampai pada 2019 itu.
Lebah ini masuk daftar pencarian spesies yang hilang di Dunia oleh Global Wildlife Conservation (GWC). Pernah dijual dengan harga cukup mahal. Salah satu koleksi spesimen lebah betina yang berasal dari Pulau Bacan, Halmahera Selatan, dijual pada Februari 2018 dengan harga 127 juta. Pada 24 Maret 2018 ditawarkan kembali dengan harga US$ 39 ribu setara Rp 546 juta melalui penawaran online yang sama.
Ahli entomologist LIPI Rosichon Ubaidillah membenarkan itu. Dia bilang, lebah raksasa ini adalah endemik di lokasi yang sangat sempit, yaitu di Pulau Bacan, Halmahera dan Tidore. *