HALTIM, KAIDAH MALUT – Sejak beroperasi pada tahun 2024 lalu, limbah PT Position berdampak hingga ke warga di bantaran kali Sangaji, Halmahera Timur, Maluku Utara.
Dampak aktivitas pertambangan terlihat jelas pada perubahan warna air kali Sangaji yang berwarna kecoklatan dan berlumpur.
Imbasnya, warga yang biasa menjadikan kali sebagai salah satu sumber mata pencarian, kini sudah tak bisa lagi bergantung di kali tersebut lantaran airnya sudah tercemari limbah perusahaan.
Kondisi ini, kata Ahmad salah satu warga Maba Sangaji yang ditemui pada Ahad, 20 Juli 2025, terjadi ketika PT Position beroperasi di wilayah tanah adat mereka.
Sebelumnya ada PT Position, air kali digunakan warga sekitar untuk memasak, warga juga melakukan aktivitas seperti memancing, mengolah sagu, bahkan kalau ke kebun, warga mengambil air untuk bekal.
“Kalau kita ke kebun kita ambil persediaan air di kali ini, ini juga untuk olahan sagu. Sebagian warga kan mata pencariannya membuat sagu. Kalau kondisi begini tidak bisa lagi. Warga juga mau protes tapi tidak bisa, karena rasa takut ada, jadi lebih memilih diam,” kata Ahmad.
Di saat hujan deras, kali ini juga terdampak. Airnya bisa lebih kecoklatan dan warga sekitar tidak bisa menggunakannya. Hal yang paling dikhawatirkan yakni kandungan kimia yang terdapat dalam air kali.
“Berapa bulan terakhir ini kalau banjir airnya kecoklatan, tanaman yang ada di kebun dekat bantaran kali juga mati. Ini belum terlalu berdampak tetapi kalau dibiarkan lama kelamaan pasti akan habis semua tanaman milik warga,” pungkasnya. (*)

 
											 
																	
															 
															 
															 
															 
							 
							 
							 
							 
								 
								 
								 
								 
								
Tinggalkan Balasan