HALBAR, KAIDAH MALUT – Pasca terjadinya erupsi Gunung Ibu pada Jumat 26 Januari 2024. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, mulai melakukan monitoring dan koordinasi di sekitar wilayah yang terdampak erupsi.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Halbar, Wawan Gunawan MT. Ali mengatakan, untuk wilayah-wilayah yang terdampak itu, di antaranya Kecamatan Jailolo dan sekitarnya, Kecamatan Sahu dan Sahu Timur. Sementara di Kecamatan Tabaru, tidak ada hal-hal yang menonjol akan erupsi gunung Ibu.
“Hasil monitoring tadi,untuk Daerah terdampak yaitu jailolo dan sekitarnya, dan kemudian sebagian kecamatan sahu dan sahu timur,” ucapnya.
Untuk itu, Wawan mengimbau kepada warga masyarakat Kabupaten Halbar, baik yang terdampak maupun tidak, agar tidak perlu panik dengan informasi adanya erupsi Gunung Ibu.
“Kami Imbau kepada masyarakat agar jangan terprovokasi dengan informasi-informasi yang tidak bertanggung jawab (hoax) yang dapat menimbulkan kepanikan bagi masyarakat. Jika terjadi hal-hal yang menonjol, agar segera melaporkan kepada BPBD dan atau instansi terkait (pemdes) untuk ditindakoanjuti,” Kata Wawan.
Diketahui, berdasarkan informasi Kementrian ESDM melalui Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Api Ibu Kabupaten Halmahera Barat, mengumumkan Erupsi gunung ibu, Maluku Utara pada tanggal 26 Januari 2024 pukul 17:27 WIT dengan tinggi kolom abu teramati ± 1.500 m di atas puncak (± 2.825 m di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah selatan dan barat daya. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi ± 2 menit 7 detik.
Jika terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivitas diluar rumah disarankan, untuk menggunakan pelindung hidung dan mulut berupa masker beserta pelindung mata berupa kacamata. (*)