TERNATE KAIDAH MALUT – Sejumlah anak-anak mengantri di depan pintu masuk Masjid Raya Al Munawar Ternate, Maluku Utara. Anak-anak itu berebutan untuk menjaga sandal atau sepatu milik jamaah, yang hendak melaksanakan salat di masjid tersebut.
Pemandangan seperti ini bukanlah hal baru di masjid tersebut. Bahkan hampir setiap hari, anak-anak yang tinggal tak jauh dari kawasan masjid itu, setia menunggu jamaah yang masuk.
Alasan mereka sederhana, agar sandal dan sepatu milik jamaah tidak hilang saat melaksanakan salat.
Salah satu penjaga sandal, Ashraf. Bocah berusia 14 tahun itu hidup di lingkungan pasar Gamalama Ternate.
Hampir setiap hari dia menjaga sandal dan sepatu di depan pintu masuk masjid. Ketika ada jamaah yang masuk, ia selalu menawarkan jasanya kepada jamaah.
“Om, sandalnya mau dijaga? Ada maling sandal lho,” ucap Ashraf mencontohkan saat ia meyakinkan bahwa barang-barang itu pasti aman.
Ashraf tak sendiri, teman-teman sebayanya pun melakukan hal yang sama.
Pendapatannya dalam sehari seperti di bulan Ramadan, tidak sedikit untuk anak seumuran dia.
“Saya membagi waktu sekolah dan jaga sendal di sini, sehari bisa dapat Rp150.000, paling sedikit ya dapat Rp50.000,” ungkapnya.
Ia mengaku tak mematok harga jaga, pemilik sandal lazimnya memberikan uang seadanya, “ya paling seribu sampai dua ribu itu sudah, ada yang lebih,” kata dia.
Ia mengaku bisa mendapat lebih ketika salat Idul Fitri. Pasalnya hari istimewa seperti itu, jamaah membludak.
“Masukan paling banyak itu ketika hari raya Idul Fitri, itu sampe Rp500.000 per hari. Teman-teman juga dapat segitu,” ujarnya.
Meski begitu ia sendiri sama sekali tidak merasa malu. Karena itu, menurutnya adalah hal yang baik dibandingkan harus minta-minta.
Selanjutnya, Ashraf membagikan keuntungan dari hasil kerjanya itu kepada orang tuanya.
“Kadang malu juga si, tapi bagitu sudah torang (kami) cari uang itu bagitu da,” tukasnya.
Terpisah, Samad Husen salah satu jamaah yang sering salat di Al Munawar mengaku, merasa aman.
Anak-anak tersebut menjaga barang-barang milik jamaah yang salat.
Olehnya itu, jamaah pun sengaja membiarkan aktivitas anak-anak penjaga sandal. Dengan begitu, jamaah bisa merasa nyaman.
“AnaK-anak ini sama saja pahlawan. Berapa sih uang seribu dua ribu yang kita kasih, yang penting dorang (anak-anak) so jaga torang pe barang,” tandasnya. (*)