Selasa, 26 November 2024

Unik, Masjid Kesultanan Ternate Punya Aturan Adat Khusus

Masjid Kesultanan Ternate (Foto: Kaidah Malut)

TERNATE, KAIDAH MALUT – Ada banyak masjid di Kota Ternate, namun hanya satu masjid yang memiliki tata aturan tersendiri. Namanya masjid Kesultanan Ternate yang merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia.

Nama lainnya yaitu Sigi Lamo yang berarti masjid besar.

Bangunan masjid ini berdiri di zaman pemerintahan Sultan Ternate kedua, yaitu Sultan Zainal Abidin.

Meski begitu, banyak juga yang menyebutkan, bahwa masjid yang terletak di Kelurahan Soa Sio, Kecamatan Ternate Utara, Maluku Utara berdiri pada abad ke-17 di zaman pemerintahan Sultan Saidi Barakati.

Masjid Kesultanan memiliki tata aturan adat yang ketat.

Masjid ini pula memiliki tata cara adat dan larangan, di antaranya larangan menggunakan sarung saat memasuki dan beribadah di dalam masjid, mewajibkan memakai penutup kepala (kopiah) dan larangan bagi perempuan untuk beribadah di masjid tersebut.

Bangunan masjid ini lain dari masjid pada umumnya yang ada di Ternate. Konsep bangunannya mencerminkan Kesultanan, konstruksi atapnya juga menarik.

Atap masjid terdapat tujuh tingkat yang berbentuk kerucut, sebagai simbol tujuh lapis langit. Selain itu, ada juga tempat khusus bagi Sultan Ternate ketika melaksanakan salat.

Di bagian belakang masjid juga terdapat makam leluhur Kesultanan dan salah satunya, Almarhum Sultan Ternate Mudaffar Sjah.

Selain tempat beribadah, masjid ini juga biasa menjadi salah satu tujuan wisata religi bagi wisatawan.

Keunikan lainnya dari Sigi Lamo, yaitu memiliki empat orang muazin (pembawa azan).

Bagi pengunjung yang baru pertama kali masuk di masjid tersebut, pastinya akan merasa heran dan penasaran dengan tata cara yang ada di masjid Kesultanan.

Empat muazim yang sudah ditentukan, akan mengumandangkan azan bersamaan seperti di saat salat jumat atau hari besar Islam.

Tradisi itu memilki filosofi dalam syariat Islam dan hokum adat, yang telah turun temurun diwarisi para leluhur.

Keempat muazim itu merupakan perwakilan muazim dari empat masjid adat Kesultanan.

Walau memiliki keunikan, tetapi masid yang jaraknya tidak jauh dari Kedaton Kesultanan Ternate itu, tidak menyimpang dari ketentuan Islam. Masjid tersebut tetap mempertahankan kekhasan kearifan lokal Ternate.

Sementara di momen bulan Ramadan, banyak orang berbondong-bondong datang dan melaksanakan salat di masjid tersebut.

Bagi wisatawan yang melancong ke Ternate, bisa mencoba berkunjung ke masjid Kesultanan Ternate. (*)