TERNATE, KAIDAH MALUT – Puluhan karyawan Perumda PAM Ake Gaale Ternate kembali melakukan demo di depan Kantor PAM setempat, Senin, 19 Desember 2022.
Tuntutan massa aksi masih sama seperti demo sebelumnya, yakni mendesak Wali Kota Ternate segera mencopot Direksi PAM, Abubakar Adam.
Menurut massa aksi, Direksi yang saat ini memimpin perusahan tidak mementingkan kepentingan perusahan dan karyawan, melainkan hanya menyengsarakan.
Sarif Hodu selaku Koordinator aksi menegaskan, karyawan PAM tidak terima dengan kebijakan Direksi, terlebih lagi seluruh karyawan diberikan surat panggilan ke dua, yang dilayangkan pada 16 Desember 2022.
Surat panggilan ke dua tersebut menyusul pemanggilan pertama pada tanggal 13 Desember 2022 yang berisi, pemanggilan Direksi kepada seluruh karyawan untuk berkantor kembali, sesuai job discription dan jadwal kerja yang telah ditentukan.
“Setelah kami baca surat itu, ada indikasi seakan-akan bahwa perusahan ini milik pribadi Direksi. Ini kan persoalan pemerintah, dan kami sayangkan itu. Makanya hari ini, kita kembalikan semua fasilitas menyangkut dengan mobil dinas, alat-alat penyetelan air,dan lainya,” tegas Sarif saat diwawancara usai demo.
Menurutnya, meski tidak se-kantor dengan Direksi, tapi karyawan tetap bekerja dan terus menjaga kelancaran air agar tidak macet.
“Kami dengar-dengar ini adalah panggilan kedua dan panggilan ketiga nanti katanya langsung di PHK,” ujarnya.
Tak hanya itu, Abubakar juga kerao kali menebar ancaman bagi karyawan. Bahkan, karyawan sering diancam akan dipolisikan, apabila tidak tunduk pada kebijakan Direksi.
“Kami lebih dari 200 karyawan, mampukah mereka memberi PHK kepada kita? Ini PDAM, bukan seperti dinas-dinas yang lain,” imbuhnya.
Dalam aksi itu, karyawan juga mempertanyakan revisi Perwali Nomor 11 Tahun 2022. Dimana menurut mereka, pemangkasan gaji semestinya 2,5 dikali gaji tertinggi pegawai, bukannya 3,75 dikali gaji tertinggi pegawai.
“Mereka buat Perwali tidak melihat dengan kondisi perusahan. Pendapatan perusahan itu seperti apa kan bisa dilihat sendiri,” tambahnya.
Aksi ini juga merupakan bentuk kekecewaan karyawan kepada Wali Kota Ternate, M Tauhid Soleman selaku Kuasa Pemilik Modal (KPM).
“Wali Kota sebagai KPM ini kita bekerja melayani pelanggan yang juga masyarakat Kota Ternate, nah kenapa beliau (Wali Kota,red) luluh seperti ini? Ada apa dibalik ini semua? Ini perlu dipertanyakan,” cetusnya.
Sarif menegaskan, bahwa aksi karyawan ini sama sekali tidak dibackingi atau ditunggangi siapa saja.
“Aksi ini tidak ada yang tunggangi, kami murni menyampaikan aspirasi mengenai hak-hak kami sebagai karyawan,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan