TERNATE, KAIDAH MALUT – Tak terima anaknya dipukul hingga lebam, orang tua siswa polisikan tiga oknum guru SMP Negeri 2 Kota Ternate, Kecamatan Ternate Utara.
Ketiga guru itu, berinisial A, H, dan R merupakan guru bidang studi Bahasa Inggris dan PPKN. Ketiganya memukul korban (ZB) berserta 6 teman sekelasnya, pada Rabu, 16 November 2022 sekira pukul 10.00 WIT tepatnya di ruang kelas.
Awalnya ke 7 siswa ini sedang merokok di kelas, tiba-tiba salah satu oknum guru lewat dan melihat ada asap. Guru tersebut lantas masuk dan menanyakan asal asap tersebut. Lantaran takut, ke 7 siswa ini pun tak ada yang menjawab.
Tanpa berkata-kata lagi, oknum guru tersebut langsung menampar ke 7 siswa itu, namun korban yang mendapat giliran terakhir justru ditampar sebanyak 2 kali.
Menurut cerita korban, saat itu pelaku sempat mengatakan “jang pele”, sembari kembali menampar korban hingga membekas dan lebam.
“Saya ba pele muka baru Pak A bilang jang pele, baru paitua tampeleng dua kali saya pe rambu dorang tahan baru tampeleng. Abis dari situ torang tujuh dapa bawa ke ruang kesiswaan, di situ torang dapa tampeleng lagi tatambah deng dua guru, baru dorang tumbu saya pe balakang,” cerita korban kepada malut.kaidah.id.
Atas peristiwa itu, salah satu orang tua dari ketujuh siswa itu MMB (30) mengaku telah melaporkan, ketiga oknum guru itu ke Polres Ternate, malam tadi sekira pukul 20.00 WIT.
Laporan orang tua korban itu, didasari atas perlakuan guru kepada anaknya, yang dinilainya terlalu berlebihan. Bahkan, kondisi korban hingga ditemui pada Kamis, 17 November 2022, masih merasa pusing dan sakit saat membuka mulutnya.
“Betul sudah saya pe anak ini salah, tapi kan masih ada hukuman lainnya yang diberikan pihak sekolah. Seperti suruh dia (korban) bersihkan wc, menyapu halaman sekolah, atau ganjaran lainnya yang tara sampe mencedarai fisik anak saya,” jelas MMB.
Ia juga bingung kenapa anaknya bisa dipukul hingga lebam, sementara ke 6 temannya itu tidak mengalami luka.
“Dong dapa tangka isap roko, dong ada 6 orang tamba deng saya pe kacil jadi 7 orang. Samua dapa pukul, tapi saya pe anak dapa pukul tidak seperti teman-temannya yang lain,” tutur Maruf.
MMB berharap, pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Kota Ternate bisa menindaklanjuti kasus dugaan kekerasan, yang dialami anaknya itu.
“Saya hanya mau ketemu pelakunya dan meminta maaf tapi sampe ini tarada itikad bae. Jadi saya pe laporan di Polres saya tara akan cabut,” tandasnya. (*)