Selasa, 26 November 2024

Akhir September, Pemkot Ternate Lakukan Tes PPPK

Kantor BKPSDM Kota Ternate | Foto : Fandi/Kaidahmalut

TERNATE, KAIDAH MALUT – Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), akan melakukan tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) pada akhir September 2022.

Kepala BKPSDM Kota Ternate, Samin Marsaoly, mengaku rapat bersama panitia daerah terkait informasi Menpan terhadap formasi PPPK, sudah dilakukan.

Ada tiga hal yang telah disepakati dalam rapat tersebut, yaitu mekanisme penerimaan PPPK yang akan disepakati setelah rapat koordinasi di Makassar, membentuk panitia lokal dan sejumlah kriteria sebagai dasar nanti setelah rapat koordinasi dilakukan, dan prioritas dalam Permenpan RB Nomor 20 Tahun 2022.

Untuk profesi guru sebanyak 60 orang yang masuk dalam daftar K2.

“Diprioritaskan guru yang bekerja selama 5 tahun yang memiliki sertifikasi PPG, atau terdaftar dalam Dapodik,” kata Samin, Rabu, 21 September 2022.

Meski begitu, Samin bilang, tidak menutup kemungkinan akan ada formasi umum yang muncul, apabila formasi sebelumnya belum terisi.

Sesuai dengan keputusan Kemenpan RB, untuk kuota Kota Ternate tersedia 149 formasi.

“Telah diputuskan paling banyak tersebar di tiga kecamatan terluar, yakni Kecamatan Pulau Hiri, Batang Dua, dan Pulau Moti,” ucapnya.

Dari total formasi tersebut, formasi guru sebanyak 100 yang terdapat di 42 sekolah tingkat dasar dan 11 formasi untuk SMP negeri. Olehnya itu, seleksi PPPK dan pendataan yang sementara berjalan ini, maka guru-guru SD dan SMP tidak bisa dimutasikan ke sekolah swasta.

“Sehingga ini bisa menjawab masalah guru dan persebaran guru yang tidak merata,” jelasnya.

Tenaga kesehatan disediakan kuota sebanyak 44 formasi yang tersebar di Puskesmas Kalumata, Hiri, Mayau, dan Puskesmas Pulau Moti. Sementara sisanya 5 formasi untuk penyuluh pertanian.

“Untuk bidan dan perawat tetap dibutuhkan dalam tes PPPK tahun 2022,” tambahnya.

“Untuk kesehatan dilakukan tes dengan CAT BKN yang mana pada minggu sebelumnya, dilakukan simulasi. Sementara guru dilakukan observasi,” pungkasnya. (*)