TERNATE, KAIDAH MALUT – Keterlibatan anak sekolah saat aksi unjuk rasa warga Mangga Dua Utara di Kantor Wali Kota Ternate, Senin, 18 Juli 2022 menuai sorotan dari berbagai pihak, salah satunya datang dari Ketua Himpunan Psikologi (HIMPSI) Maluku Utara, Syaiful Bahri.
Syaiful atau yang akrab dipanggil dengan sebutan Bang Apoel ini menilai, secara psikologis melibatkan anak dibawah umur atau anak sekolah merupakan strategi psikologi massa.
Strategi ini kata Apoel, ingin menunjukkan bahwa inilah keseriusan warga dalam memperjuangkan persoalan yang menjadi tuntutan mereka, dan keinginan untuk bisa menyelesaikan apa yang menjadi tuntutan mereka juga.
“Sekilas melihat cover dan membaca judul berita, saya mengira isu atau wacana yang didengungkan oleh pendemo adalah persoalan pendidikan, sehingga melibatkan anak sekolah. Ternyata, begitu membaca isi berita ini adalah persoalan lahan yang sudah lama diperjuangkan warga, namun belum ada respon dari Pak Wali Kota ataupun dari Pemkot Ternate itu Sendiri,” kata Apoel kepada malut.kaidah.id.
Menurut salah satu dosen di Universitas Muhammadiyah Ternate ini, anak-anak sekolah yang dilibatkan dalam demonstrasi ini sebagai bentuk frustrasi warga yang menunggu lama, memikirkan masalah yang belum terselesaikan, sehingga strategi ini dianggap menjadi pamungkas dalam menarik perhatian Pemkot atau dalam hal ini Wali Kota Ternate, M. Tauhid Soleman.
“Namun, secara pribadi saya sarankan kepada oknum warga yang terlibat dalam demonstrasi agar strategi psikologi massa dengan melibatkan anak-anak sekolah jangan lagi di gunakan, karena khawatir apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan bersama seperti konflik antara pendemo, dan aparat keamanan berdampak pada psikologis anak-anak sekolah tersebut,” ujarnya.
Ia juga berharap, kesehatan mental para anak-anak sekolah tersebut dipupuk dengan baik. Sehingga tidak ada kekhawatiran dan merugikan diri mereka. Ia juga meminta kepada Pemkot Ternate, agar bisa secepatnya menyelesaikan permasalahan yang menjadi tuntutan warga kelurahan Mangga Dua Utara tersebut.
“Jangan dulu dilibatkan dalam demonstrasi yang khawatirnya dapat merugikan diri mereka. Untuk Pemkot Ternate, alangkah baiknya permasalahan dengan warga tolong didengarkan keluhan warga, diresapi dan cari solusinya, agar sama-sama merasa damai,” harapnya.*