Selasa, 26 November 2024

Pertamina Ancam Polisikan Penyusup yang Masuk dan Mengambil Gambar di Obvitnas Tanpa Izin

Area Manager Communication, Relations & CSR Papua Maluku PT Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial dan Trading Regional Papua Maluku, Edi Mangun (Nita/Kaidahmalut)

TERNATE, KAIDAH MALUT – Area Manager Communication, Relations & CSR Papua Maluku, Maluku Utara (Malut), Edi Mangun mengungkapkan, bahwa ada penyusup yang masuk ke area Fuel Pertamina Ternate.

Padahal, depot Pertamina merupakan objek vital nasional yang dilindungi oleh Undang-undang objek vital nasional. Olehnya, bagi siapa saja yang masuk di area tersebut tanpa sepengetahuan atau izin dari Pertamina, maka bisa dikenakan tuduhan rencana sabotase.

Apalagi, lanjut Edi, bagi siapa saja yang masuk tanpa izin dan mengambil gambar serta video proses perbaikan yang sementara dilakukan petugas, sekaligus menyebarluaskan ke media sosial tanpa seizin Pertamina.

“Ini Undang-undang ITE juga kena. Kami tidak ragu-ragu untuk menindak mereka yang kalau hal ini hanya digunakan untuk menyebarkan fitnah dan memprovokasi,” tegas Edi kepada wartawan saat di Kejati Malut, Rabu, 13 April 2022.

Menurutnya, Pertamina tidak segan-segan untuk menindak secara hukum bagi siapa saja yang mencoba memperkeruh masalah ini, dengan dasar Undang-undang objek vital nasional.

“Apalagi mengambil gambar dan menyebarkannya tanpa izin pemilik, maka itu kena Undang-undang juga. Jadi kami memang belum berpikir ke arah sana, tetapi kalau eskalasi dari pemberitaannya kemudian dianggap berbahaya bagi objek vital nasional, maka bukan tidak mungkin juga langkah hukum kita ambil,” cetusnya.

Terpisah, Perwakilan pemuda Jambula, Arsaly Ojat kepada malut.kaidah.id mengaku, ia bersama rekannya memang menyusup ke area tersebut. Namun, menurutnya, kawasan tersebut sejak kejadian tumpahan minyak, warga setempat selalu datang melihat lokasi yang terletak di bibir pantai Jambula itu.

Arsaly beralasan, jika mereka harus melewati pintu masuk, maka tidak akan diizinkan oleh petugas. Bahkan, ada kemungkinan besar dari Arsaly dan rekannya, bahwa petugas Pertamina yang bekerja di pantai pasti akan segera menyembunyikan, pipa bocor yang diduga penyebab pencemaran lingkungan laut itu.

“Kita menyusup dari pantai. Dan orang-orang yang sementara bekerja memeriksa pipa itu tahu kita ada di lokasi. Karena itu, mereka juga buru-buru tutup pipanya dengan terpal, agar kita tidak lihat. Dan jika kita lewati pintu masuk, pasti tidak akan diizinkan,” tandas Arsaly.*