Senin, 25 November 2024
SOFIFI  

Kunci Atasi Stunting, BKKBN Kolaborasi dengan Badan Pangan Maluku Utara

Rakor BKKBN dan Badan Pangan Malut (Humas BKKBN/kaidahmalut)

SOFIFI, KAIDAH MALUT – Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Utara, Nuryamin menghadiri pertemuan koordinasi penyusunan peta ketahanan dan kerentanan pangan Food Security dan Vulnerability Atlas (FSVA) Provinsi Maluku Utara tahun 2024.

Kegiatan diinisiasi Badan Pangan Provinsi Maluku Utara, Rabu, 29 Mei 2024 di Aula Pertemuan Yusmar, Sofifi, Maluku Utara.

Kegiatan ini bertujuan untuk melihat situasi ketahanan pangan dan gizi yang komprehensif, di seluruh wilayah Provinsi Maluku Utara dengan menggunakan data pada tingkat kecamatan. Selain itu, untuk memberikan perhatian pada kecamatan dengan kerentanan tinggi yang memerlukan intervensi khusus, serta berfungsi sebagai tolak ukur yang dapat digunakan, untuk mengukur kemajuan kebijakan dan program pangan dan gizi.

Dalam merespon persoalan gizi dan food security, BKKBN telah meluncurkan program DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting).

Program ini merupakan bentuk pengelolaan bahan pangan yang menarik, dalam menumbuhkan minat anak dalam mengkonsumsi makanan. Selain itu, menjadi sarana informasi dan KIE kepada keluarga berisiko stunting.

Program ini pual, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pengelolaan makanan, dan gizi serta perilaku sehat sehingga dapat mencegah stunting di dalam keluarga.

Nuryamin dalam sambutannya memaparkan, data verifikasi dan validasi (verval) keluarga resiko stunting, dalam percepatan penurunan stunting Provinsi Maluku Utara.

“Melihat angka prevalensi stunting Maluku Utara di angka 23,7persen, maka tentunya penurunan stunting ini menjadi fokus kita bersama. Saya berharap data by name by address (bnba) keluarga beresiko stunting yang ada di BKKBN, bisa menjadi sumber data dalam pelaksanaan intervensi keluarga resiko stunting,” papar Nuryamin.

“Kolaborasi antara BKKBN dan Dinas Pangan harus terus di tingkatkan, karena beberapa data indikator FSVA dapat dilihat dari data keluarga resiko stunting, yang ada di BKKBN,” tambahnya.

Beberapa data indikator peta ketahanan dan kerentanan pangan dapat bersumber dari BKKBN yaitu Presentase Penduduk Miskin, Presentase Rumah Tangga Tanpa Akses Listrik, Presentase Rumah Tangga Tanpa Akses ke Air Bersih, Presentase Angka Stunting.

Kegiatan ini juga di hadiri oleh Kepala Bidang Ekonomi BAPPEDA Provinsi Maluku Utara Dr. Daud Djubedi, pejabat di lingkungan Dinas Pangan Provinsi Maluku Utara, dan pejabat penyusun FSVA kabupaten/kota se-Provinsi Maluku Utara. (*)