TERNATE, KAIDAH MALUT – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ternate kembali menggelar aksi di depan kediaman Gubernur Maluku Utara di Ternate, Senin, 11 September 2023.
Aksi HMI tersebut, yakni menuntut perhatian serius dari pemprov maupun pemerintah pusat soal sungai Sagea.
Salah satu orator dalam aksi menyatakan, kerusakan lingkungan di sungai Sagea yang sebelumnya jernih menjadi keruh, diduga akibat dari eksploitasi alam yang dilakukan perusahaan tambang di Kecamatan Weda Utara, Kabupaten Halmahera Tengah Provinsi Maluku Utara.
Kejadiaan itu pun, disayangkan banyak pihak ini dan menyita perhatian publik.
Salah satu pernyataan tertulis terpampang dalam aksi tersebut yakni, “Kami Dibunuh Demi Tambang-tambang”.
Dalam tuntutannya itu, HMI meminta pertanggungjawaban 5 perusahaan tambang yang beroperasi di belakang Desa Sagea. Di antaranya PT Weda Bay Nickel (WBN), PT Tekindo, PT Pasifing Maining, PT Halmahera Sukses Mineral, dan PT IWIP.
“Pencemaran sungai tersebut sangat merugikan masyarakat, karena merupakan sumber penting dalam menjamin kelangsungan hidup masyarakat,” ungkapnya.
Massa aksi juga mempertanyakan terkait izin tambang dan pembuatan, maupun pelaksanaan analisis dampak lingkungan (AMDAL) sebelum perusahaan itu beroperasi.
“Kami mendesak pemprov membentuk tim terpadu investigasi, mendesak Polda Malut segera ungkap pelaku pembunuhan Halteng-Haltim dan harus cabut izin 5 perusahaan yang beroperasi di hutan Sagea,” tegasnya.
Massa aksi juga mendesak, agar pihak terkait segera mencabut IUP PT Priving di Wato Wato Halmahera Timur dan mencopot Kadis DLH Maluku Utara.
“Harus ada penyelidikan dan penegakan hukum lingkungan oleh instansi berwenang, dan hentikan aktivitas pertambangan di belakang Desa Sagea. Dan kami menginginkan selamatkan kampung dan sungai Bokimaruru,” tandasnya. (*)